Munkar (2024)

Munkar (2024)

5 voting, rata-rata 5.0 dari 10

Munkar (2024): Sebuah Teror yang Tergesa-gesa

Film munkar 2024 horor terbaru, yang di bintangi oleh Adhisty Zara, resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia sejak Rabu, 7 Februari 2024. Film ini di sutradarai oleh Anggy Umbara, yang sebelumnya menggarap Siksa Neraka dan Khanzab. Naskahnya ditulis oleh Evelyn Afnilia, seorang penulis skenario yang telah berkontribusi dalam film horor populer seperti Pamali dan Teman Tidur. Munkar merupakan hasil produksi MD Pictures dan Pichouse Films.

Daftar Pemain dan Karakter

Dalam Munkar, Adhisty Zara memerankan Ranum, sementara Safira Ratu Sofya berperan sebagai Herlina, seorang santri yang mengalami perundungan hingga akhirnya menjadi sosok menyeramkan. Selain itu, film ini juga menampilkan:

  • Adhisty Zara berperan sebagai Ranum
  • Ratu Sofya berperan sebagai Herlina
  • Saskia Chadwick berperan sebagai Robiatul
  • Kaneishia Yusuf berperan sebagai Siti
  • Khadijah Aruma berperan sebagai Dilla
  • Elma Theana berperan sebagai Ummi Yayu
  • Tio Pakusadewo berperan sebagai Darroes
  • Ayu Hastari berperan sebagai Ummi Indri
  • Miqdad Addausy berperan sebagai Ustad Ghani
  • Husein Al Athas berperan sebagai Jaffar
  • Vonny Anggraini berperan sebagai Dewi
  • Santana Sartana berperan sebagai Sapto
  • Egy Fedly berperan sebagai Tarjo
  • Sheva Audrey berperan sebagai santriwati

Awal Cerita Film

Film Munkar di mulai dengan suasana pesantren yang tampak tenang, memperkenalkan Herlina (Safira Ratu Sofya), seorang santriwati baru yang di kirim ke pesantren oleh orang tuanya untuk mendalami ilmu agama. Namun, sejak awal kedatangannya, Herlina terlihat kesulitan beradaptasi dengan lingkungan pesantren yang memiliki aturan ketat.

Ia sering melakukan kesalahan kecil dalam menjalankan aktivitas sebagai santriwati, yang membuatnya menjadi bahan ejekan dan perundungan oleh beberapa santri lain. Salah satunya adalah Robiatul (Saskia Chadwick), yang bersama teman-temannya kerap mengolok-olok Herlina karena di anggap berbeda dan tidak bisa mengikuti kebiasaan di pesantren.

Sementara itu, pesantren tempat Herlina belajar memiliki sistem hukuman yang ketat bagi santri yang melanggar aturan. Karena kesalahannya yang terus berulang, Herlina semakin sering mendapat hukuman, yang membuatnya semakin tersisih. Meskipun ia berusaha bertahan, tekanan dari lingkungan sekitar membuatnya semakin terpuruk.

Konflik dan Pristiwa

Konflik mulai memanas ketika perundungan yang dialami Herlina semakin parah. Puncaknya terjadi ketika sebuah kejadian tragis menimpanya herlinaa mengalami kecelakaan fatal dan meninggal dunia dalam keadaan mengenaskan.

Namun, setelah kematiannya, kejadian aneh mulai terjadi di pesantren. Beberapa santri merasakan kehadiran yang tidak wajar, dan suara-suara misterius mulai terdengar. Kematian Herlina yang seharusnya menjadi akhir dari penderitaannya justru menjadi awal dari teror mengerikan di pesantren.

Dari sinilah, suasana film berubah menjadi mencekam, dengan berbagai peristiwa supernatural yang perlahan mengungkap misteri di balik tragedi yang menimpa Herlina.

Akhir Cerita Film Munkar

Menuju klimaks, teror yang di bawa oleh arwah Herlina (Safira Ratu Sofya) semakin ganas, mengacaukan suasana di pesantren. Para santri dan pengajar mulai diteror dengan kejadian-kejadian mistis yang menegangkan. Ranum (Adhisty Zara) dan beberapa santri lainnya semakin yakin bahwa kejadian ini terkait dengan kematian tragis Herlina yang selama ini di tutup-tutupi.

Dalam upaya menghentikan gangguan gaib tersebut, Ustaz Ghani (Miqdad Addausy) berusaha melakukan ruqyah dan doa bersama. Namun, ritual itu justru semakin memperjelas bahwa kematian Herlina bukan sekadar kecelakaan biasa. Rahasia besar akhirnya terungkap—ternyata ada pihak tertentu yang bertanggung jawab atas kematiannya.

Pada puncak cerita, arwah Herlina muncul dengan wujud menyeramkan, membawa dendam terhadap orang-orang yang telah menyakitinya. Para santri yang dulu pernah merundungnya menjadi sasaran utama terornya. Beberapa di antaranya mengalami kejadian mengerikan sebagai bentuk “hukuman” dari arwah Herlina.

Namun, setelah kebenaran tentang kematiannya terungkap, arwah Herlina akhirnya menunjukkan tanda-tanda ingin pergi. Dalam adegan emosional, Ranum mencoba menenangkan arwahnya dengan doa, meminta maaf atas segala perlakuan yang di terimanya. Setelah momen yang penuh ketegangan, arwah Herlina akhirnya menghilang, membawa pesan bahwa kejahatan dan ketidakadilan pasti akan mendapatkan balasannya.

Film berakhir dengan suasana pesantren yang kembali tenang. Namun, dalam adegan terakhir, terdapat tanda-tanda bahwa teror belum sepenuhnya berakhir—memberikan kesan bahwa kehadiran arwah Herlina mungkin masih mengintai. Ending yang menggantung ini membuka kemungkinan untuk sekuel atau interpretasi lebih lanjut dari penonton.